Turnitin Originality Report
- Processed on: 22-Apr-2021 9:12 PM WIB
- ID: 1566612091
- Word Count: 1785
- Submitted: 1
Analisis Motorik Halus By Henri Gunwan Pratama
- Internet Sources:
- 47%
- Publications:
- 18%
- Student Papers:
- 24%
This is a preview of the print version of your report. Please click "print" to continue or "done" to close this window.
done14% match (Internet from 05-Nov-2020)
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr/article/view/42215
5% match (Internet from 05-Jan-2021)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jfik/article/download/11643/6286
4% match (student papers from 31-Aug-2020)
Submitted to Konsorsium Turnitin Relawan Jurnal Indonesia on 2020-08-31
2% match (Internet from 13-Nov-2020)
https://mgmppenjasgresik.wordpress.com/author/mgmppenjasorkessmpgresik/
2% match (Internet from 13-Nov-2020)
2% match (publications)
2% match (Internet from 10-Jul-2019)
https://talentaconfseries.usu.ac.id/st/article/download/334/301/
2% match (Internet from 02-Aug-2020)
1% match ()
Dody Sihono. "KEMAMPUAN MOTORIK KASAR SISWA KELAS ATAS SD NEGERIJOMBOR LOR SLEMAN YOGYAKARTA", 2016
1% match (Internet from 15-Mar-2021)
https://ejournal.unibabwi.ac.id/index.php/gandrung/article/view/851
1% match (publications)
1% match (Internet from 20-Apr-2021)
http://conference.um.ac.id/index.php/fik/article/download/464/415
1% match (student papers from 16-Apr-2019)
1% match (Internet from 16-Apr-2021)
1% match (Internet from 23-Oct-2018)
1% match (Internet from 06-Apr-2021)
https://garuda.ristekbrin.go.id/journal/view/6080?issue=Volume+1%2C+Edisi+1%2C+Juli+2014
1% match (Internet from 13-Nov-2020)
https://zombiedoc.com/seminar-nasional-pendidikan-dasar-2018.html
1% match (Internet from 04-Dec-2020)
https://jurnal.kaputama.ac.id/index.php/JIK/article/download/51/47
1% match (Internet from 05-Sep-2019)
https://www.scribd.com/document/350304153/Strategi-Pembelajaran-Aktif
Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 Analisis Motorik Halus Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes Di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek Henri Gunawan Pratama 1, Danang Ari Santoso2 1 Pendidikan Jasmani, STKIP PGRI Trenggalek 2 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi E-mail: [email protected], [email protected] Abstrak — Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keterampilan motorik halus dengan hasil belajar PJOK pada siswa SDN 1 Sumbergedong. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. Sampel dalam penelitian diambil dengan cara total sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan motorik (Tes Kemampuan Motorik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki kelas rendah keterampilan motorik halus 40%, perempuan 52%, sedangkan laki-laki kelas rendah hasil belajar 39% dan perempuan 51%. Keterampilan motorik halus laki-laki 39%, perempuan 36%, sedangkan hasil belajar kelas tinggi untuk laki-laki 77% dan perempuan 33%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan motorik baik cenderung memiliki hasil belajar yang baik. Kata Kunci — MotorikKasar, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan jasmani di sekolah dasar sebenarnya mempunyai arti, peran dan fungsi yang sangat penting dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sehat dan dinamis. Pendidikan nasional mempunyai fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat guna mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab [1]. Secara filosofis pendidikan jasmani merupakan bagian terpenting dari pendidikan secara keseluruhan. Sebagai aspek pendidikan di sekolah dasar, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui aktivitas fisik [2]. Pendidikan jasmani memiliki peran penting dalam meningkatkan kebugaran sehingga seseorang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas pekerjaan tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti [3]. Pendidikan jasmani identik dengan kegiatan jasmani yang berkaitan dengan keterampilan motorik anak. Pada dasarnya jika anak tidak mendapatkan rangsangan dari orang tua maka akan berdampak pada penurunan perkembangan motorik yang berdampak pada gangguan belajar [4]. Perkembangan motorik juga memicu perkembangan sosial anak yang terbagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik kasar merupakan kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh anak, seperti melompat, memanjat, berlari, berjingkat, berjalan dan sebagainya [5]. Sedangkan perkembangan motorik halus sangat erat kaitannya dengan perkembangan motor center di otak yang sejalan dengan kematangan saraf dan otot [6]. Oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan seorang anak sesederhana apapun itu merupakan hasil dari pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikendalikan oleh otak. Sehingga pada jenjang pendidikan di sekolah olahraga yang diperkenalkan merupakan olahraga dasar yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan atau usia [7]. Perkembangan motorik akan mempengaruhi semua aspek seorang anak. Jika seorang anak memiliki kemampuan motorik yang baik, maka semua aktivitas gerak yang dilakukan akan baik pula. Karena dalam melakukan aktivitas tentunya pemusatan pemahaman terhadap rangsangan sangat penting agar hasil geraknya baik. Intinya, dalam pembelajaran penjas di sekolah, tingkat konsentrasi merupakan indikator utama dalam memahami materi yang diberikan oleh seorang pendidik. Konsentrasi mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran karena dengan konsentrasi yang lebih baik maka siswa dapat menyerap semua materi yang diberikan [8]. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa serta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Guru merupakan faktor yang paling dominan menentukan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas pasti akan menghasilkan hasil belajar yang baik [9]. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 1 Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. Sampel dalam penelitian diambil dengan cara total sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan motorik (Tes Kemampuan Motorik). Tes kemampuan motorik digunakan untuk mengukur kemampuan motorik dasar siswa sekolah dasar. Tes ini memiliki reliabilitas 0,93 dan validitas 0,87. Reliabilitas diperoleh dengan tes ulang, sedangkan validitas diperoleh dengan mentolerir tes dengan kriteria yang digunakan yaitu skor gabungan, tes ini terdiri 2 item tes motorik halus yaitu: (1) Uji koordinasi lemparan hasil tangkapan bola tenis dengan jarak 1 meter dari tembok; dan (2) tes reaksi Nelson Hand, mengukur waktu reaksi tangan dengan rangsangan visual [10]. Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yaitu: dengan menggunakan Tes Kemampuan Motorik. Seluruh populasi yaitu siswa SDN 1 Sumbergedong 1 Trenggalek menjalani Tes Kemampuan Motorik yang terdiri dari tes koordinasi mata. (melempar dan menangkap bola dalam jarak 1 meter) dan tes reaksi Nelson Hand. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur 7-12 tahun yang berjumlah 73 laki-laki dan 76 perempuan. Tabel 1. Kelas Rendah Putra Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Motorik Halus 15% 10% 40% 35% 0% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar kemampuan motorik halus berada pada kategori "sedang" dengan persentase 40%. Kelas Rendah Putra 50% Moderate; 40% 40% Less; 35% 30% 20% Very well; 15% Well; 10% 10% Very Less; 0% 0% 0 1 2 3 4 5 6 Fine Motoric Grafik 1. Kelas Rendah Putra Tabel 2. Hasil Belajar Pejasorkes Kelas Rendah Putra Category Percentage Very well 0% Well 39% Moderate 26% Less 23% Very Less 13% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil belajar PJOK laki-laki kelas rendah di sekolah berada pada kategori “baik” dengan persentase 39%. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 2 Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 Learning Outcomes of Men's PJOK Low Grade 50% 40% 30% 20% 10% 0% Very well; 0% 0 1 Well; 39% Moderate; 26% Less; 23% Very Less; 13% 2 3 4 5 6 Graph 2. Male Low Class Table 3. Female Low Class Category Very well Well Moderate Less Very Less Fine Motoric 13% 5% 52% 30% 0% Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar kemampuan motorik halus siswa perempuan kelas rendah adalah kategori "sedang" dengan persentase 52%. 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0 1 Female Low Class Moderate; 52% Less; 30% Very well; 13% Well; 5% Very Less; 0% 2 3 4 5 6 Fine Motoric Graph 3. Female Low Class Table 4. Learning Outcomes of Low Class Female PJOK Category Percentage Very well 0% Well 44% Moderate 5% Less 51% Very Less 0% Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil belajar perempuan PJOK kelas rendah di sekolah berada pada kategori “kurang” dengan persentase 51%. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 3 Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 Learning Outcomes of Girls PJOK Low Grade 60% Less; 51% 50% Well; 44% 40% 30% 20% 10% Very well; 0% Moderate; 5% Very Less; 0% 0% 0 1 2 3 4 5 6 Graph 4. Female Low Class Perkembangan fungsi motorik sangat penting bagi anak untuk meningkatkan keterampilannya dalam mengikuti kegiatan di sekolah dan rekreasi. Perkembangan motorik pada anak usia sekolah diharapkan berjalan dengan holisitik yang baik yang akan mempersiapkan individu masa depan, perkembangan motorik yang baik yaitu dari sistem koordinasi gerakan dan otot dalam diri individu [11]. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kondisi motorik anak kelas rendah masih jauh dari harapan sehingga hasil belajar PJOK di sekolah belum maksimal, begitu pula dengan kelas atas masih sesuai harapan yang menjadi tujuan utama keberhasilan dalam pembelajaran. proses pembelajaran di sekolah. Keterampilan motorik sangat mempengaruhi perkembangan fisiologis anak bahkan memicu perkembangan otak. Penggunaan keterampilan motorik kasar yang menggunakan otot besar sebagai rangkaian gerak terkoordinasi sangat penting sebagai perkembangan yang dialami anak untuk mendukung aktivitas fungsional, bermain, dan keterampilan gerak kompleks untuk olahraga. Perkembangan gerak dasar meliputi perkembangan perilaku gerak yang digunakan untuk menggerakkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain (lokomotor) dan menerima atau mengirim suatu benda atau benda, biasanya berupa bola (kontrol objek) [12]. . Pada hakikatnya hasil belajar adalah pencapaian petunjuk atau rangsangan yang diberikan. Sehingga seorang anak harus memiliki kemampuan motorik perseptual untuk memahami segala sesuatu dalam mengambil tindakan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi [13]. Hal ini sejalan dengan hasil analisis motorik siswa SDN 1 Sumbergedong dimana kondisi motoriknya masih jauh dari harapan, sehingga hasil belajar juga belum mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam proses pembelajaran pemahaman informasi sangat penting dilakukan agar tindakan yang diambil sesuai dengan keadaan. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi motorik dengan hasil belajar PJOK di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. Keterampilan motorik kasar dan halus sangat mempengaruhi hasil belajar anak dalam melaksanakan proses pembelajaran PJOK secara dominan dengan aktivitas fisik. Namun bagi peneliti lain disarankan untuk lebih mendalam menganalisis dengan melibatkan faktor-faktor lain dalam penelitian selanjutnya, seperti indikator lain yaitu sarana prasarana dan stimulus yang diberikan oleh seorang guru. DAFTAR PUSTAKA [1] Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas (2003). [2] Pramono, H. (2012). PENGARUH SISTEM PEMBINAAN, SARANA PRASARANA DAN PENDIDIKAN LATIHAN TERHADAP KOMPETENSI KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG. Jurnal Penelitian Pendidikan, 29(1), 7–16. [3] Santoso, D. A. (2016). Analisis Tingkat Kebugaran Jasmani Atlet Bolavoli Putri Universitas Pgri Banyuwangi. Kejaora, 1(1), 37–46. [4] Munir, Z., Yulisyowati, & Virana, H. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dalam Menstimulasi Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Usia Pra Sekolah. Jurnal Keperawatan Profesional (JKP), 7(1). https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/jkp/index. [5] Iswantiningtyas, V., & Wijaya, I. P. (2015). Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor. Jurnal PINUS, 1(3), 249–251. [6] Tahel, F., & Ginting, E. (2018). Penerapan Aplikasi Flash Dalam Media Pembelajaran Mewarnai Gambar Untuk Meningkatkan Motorik Halus. Jurnal Informatika Kaputama(JIK), 2(1), 34–43. [7] Pratama, H. G. (2015). EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK. Bravo’s Jurnal, 3(4), 204–208. [8] Ramadan, G., & Ningrum, D. A. (2019). PENGARUH KEMAMPUAN MOTORIK, IMAGERY DAN Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 4 Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY-UP SHOOT. JUARA : Jurnal Olahraga, 4(1), 36–42. [9] Wulandari, B., & Surjono, H. D. (2013). Pengaruh problem-based learning terhadap hasil belajar ditinjau dari motivasi belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2), 178–191. https://doi.org/10.21831/jpv.v3i2.1600 [10] Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Universitas Pendidikan Indonesia. [11] Bonert, V., & Melmed, S. (2017). Growth Hormone (Fourth Edi). Elsevier Inc. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/B978-0-12-804169- 7.00004-0 [12] Fadhullah, R. F., Teguh, L., & Wiguno, H. (2020). Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik Kasar Pada Kelas Rendah Sekolah Dasar. Sport Science and Health, 2(8), 401–414. [13] Kusmiati, A. M., & Sumarno, G. (2018). Pengaruh Permainan Tradisional terhadap Kemampuan Perseptual Motorik Anak di SDN Margawatu II Garut Kota. TEGAR: Journal of Teaching Physical Education in Elementary School, 1(2), 17. https://doi.org/10.17509/tegar.v1i2.11934 Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-OrAnalisis Motorik Halus Terhadap Hasil Belajar Penjasorkes Di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek Henri Gunawan Pratama 1, Danang Ari Santoso2 1 Pendidikan Jasmani, STKIP PGRI Trenggalek 2 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Olahraga Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi E-mail: henrigunawan92@gmail.com1, [email protected] Abstrak — Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keterampilan motorik halus dengan hasil belajar PJOK pada siswa SDN 1 Sumbergedong. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. Sampel dalam penelitian diambil dengan cara total sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan motorik (Tes Kemampuan Motorik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki kelas rendah keterampilan motorik halus 40%, perempuan 52%, sedangkan laki-laki kelas rendah hasil belajar 39% dan perempuan 51%. Keterampilan motorik halus laki-laki 39%, perempuan 36%, sedangkan hasil belajar kelas tinggi untuk laki-laki 77% dan perempuan 33%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan motorik baik cenderung memiliki hasil belajar yang baik. Kata Kunci — MotorikKasar, Hasil Belajar PENDAHULUAN Pendidikan jasmani di sekolah dasar sebenarnya mempunyai arti, peran dan fungsi yang sangat penting dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sehat dan dinamis. Pendidikan nasional mempunyai fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat guna mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab [1]. Secara filosofis pendidikan jasmani merupakan bagian terpenting dari pendidikansecara keseluruhan. Sebagai aspek pendidikan di sekolah dasar, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui aktivitas fisik [2]. Pendidikan jasmani memiliki peran penting dalam meningkatkan kebugaran sehingga seseorang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas pekerjaan tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti [3]. Pendidikan jasmani identik dengan kegiatan jasmani yang berkaitan dengan keterampilan motorik anak. Pada dasarnya jika anak tidak mendapatkan rangsangan dari orang tua maka akan berdampak pada penurunan perkembangan motorik yang berdampak pada gangguan belajar [4]. Perkembangan motorik juga memicu perkembangan sosial anak yang terbagi menjadi motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik kasar merupakan kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh anak, seperti melompat, memanjat, berlari, berjingkat, berjalan dan sebagainya [5]. Sedangkan perkembangan motorik halus sangat erat kaitannya dengan perkembangan motor center di otak yang sejalan dengan kematangan saraf dan otot [6]. Oleh karena itu, setiap gerakan yang dilakukan seorang anak sesederhana apapun itu merupakan hasil dari pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikendalikan oleh otak. Sehingga pada jenjang pendidikan di sekolah olahraga yang diperkenalkan merupakan olahraga dasar yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan atau usia [7]. Perkembangan motorik akan mempengaruhi semua aspek seorang anak. Jika seorang anak memiliki kemampuan motorik yang baik, maka semua aktivitas gerak yang dilakukan akan baik pula. Karena dalam melakukan aktivitas tentunya pemusatan pemahaman terhadap rangsangan sangat penting agar hasil geraknya baik. Intinya, dalam pembelajaran penjas di sekolah, tingkat konsentrasi merupakan indikator utama dalam memahami materi yang diberikan oleh seorang pendidik. Konsentrasi mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran karena dengan konsentrasi yang lebih baik maka siswa dapat menyerap semua materi yang diberikan [8]. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa serta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Guru merupakan faktor yang paling dominan menentukan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas pasti akan menghasilkan hasil belajar yang baik [9]. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 1 Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. Sampel dalam penelitian diambil dengan cara total sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan motorik (Tes Kemampuan Motorik). Tes kemampuan motorik digunakan untuk mengukur kemampuan motorik dasar siswa sekolah dasar. Tes ini memiliki reliabilitas 0,93 dan validitas 0,87. Reliabilitas diperoleh dengan tes ulang, sedangkan validitas diperoleh dengan mentolerir tes dengan kriteria yang digunakan yaitu skor gabungan, tes ini terdiri 2 item tes motorik halus yaitu: (1) Uji koordinasi lemparan hasil tangkapan bola tenis dengan jarak 1 meter dari tembok; dan (2) tes reaksi Nelson Hand, mengukur waktu reaksi tangan dengan rangsangan visual [10]. Teknik pengumpulan data merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi atau data yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yaitu: dengan menggunakan Tes Kemampuan Motorik. Seluruh populasi yaitu siswa SDN 1 Sumbergedong 1 Trenggalek menjalani Tes Kemampuan Motorik yang terdiri dari tes koordinasi mata. (melempar dan menangkap bola dalam jarak 1 meter) dan tes reaksi Nelson Hand. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur 7-12 tahun yang berjumlah 73 laki-laki dan 76 perempuan. Tabel 1. Kelas Rendah Putra Kategori Sangat Baik Baik Sedang Kurang Sangat Kurang Motorik Halus 15% 10% 40% 35% 0% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar kemampuan motorik halus berada pada kategori "sedang" dengan persentase 40%. Kelas Rendah Putra 50% Moderate; 40% 40% Less; 35% 30% 20% Very well; 15% Well; 10% 10% Very Less; 0% 0% 0 1 2 3 4 5 6 Fine Motoric Grafik 1. Kelas Rendah Putra Tabel 2. Hasil Belajar Pejasorkes Kelas Rendah Putra Category Percentage Very well 0% Well 39% Moderate 26% Less 23% Very Less 13% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil belajar PJOK laki-laki kelas rendah di sekolah berada pada kategori “baik” dengan persentase 39%. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 2 Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 Learning Outcomes of Men's PJOK Low Grade 50% 40% 30% 20% 10% 0% Very well; 0% 0 1 Well; 39% Moderate; 26% Less; 23% Very Less; 13% 2 3 4 5 6 Graph 2. Male Low Class Table 3. Female Low Class Category Very well Well Moderate Less Very Less Fine Motoric 13% 5% 52% 30% 0% Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar kemampuan motorik halus siswa perempuan kelas rendah adalah kategori "sedang" dengan persentase 52%. 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0 1 Female Low Class Moderate; 52% Less; 30% Very well; 13% Well; 5% Very Less; 0% 2 3 4 5 6 Fine Motoric Graph 3. Female Low Class Table 4. Learning Outcomes of Low Class Female PJOK Category Percentage Very well 0% Well 44% Moderate 5% Less 51% Very Less 0% Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil belajar perempuan PJOK kelas rendah di sekolah berada pada kategori “kurang” dengan persentase 51%. Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 3 Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 Learning Outcomes of Girls PJOK Low Grade 60% Less; 51% 50% Well; 44% 40% 30% 20% 10% Very well; 0% Moderate; 5% Very Less; 0% 0% 0 1 2 3 4 5 6 Graph 4. Female Low Class Perkembangan fungsi motorik sangat penting bagi anak untuk meningkatkan keterampilannya dalam mengikuti kegiatan di sekolah dan rekreasi. Perkembangan motorik pada anak usia sekolah diharapkan berjalan dengan holisitik yang baik yang akan mempersiapkan individu masa depan, perkembangan motorik yangbaik yaitu dari sistem koordinasi gerakan dan otot dalam diri individu [11]. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kondisi motorik anak kelas rendah masih jauh dari harapan sehingga hasil belajar PJOK di sekolah belum maksimal, begitu pula dengan kelas atas masih sesuai harapan yang menjadi tujuan utama keberhasilan dalam pembelajaran. proses pembelajaran di sekolah. Keterampilan motorik sangat mempengaruhi perkembangan fisiologis anak bahkan memicu perkembangan otak. Penggunaan keterampilan motorik kasar yang menggunakan otot besar sebagai rangkaian gerak terkoordinasisangat penting sebagai perkembangan yang dialami anak untuk mendukung aktivitas fungsional, bermain, dan keterampilan gerak kompleks untuk olahraga. Perkembangan gerak dasar meliputi perkembangan perilaku gerak yang digunakan untuk menggerakkan tubuh dari suatu tempat ke tempat lain (lokomotor) dan menerima atau mengirim suatu benda atau benda, biasanya berupa bola (kontrol objek) [12]. . Pada hakikatnya hasil belajar adalah pencapaian petunjuk atau rangsangan yang diberikan. Sehingga seorang anak harus memiliki kemampuan motorik perseptual untuk memahami segala sesuatu dalam mengambil tindakan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi [13]. Hal ini sejalan dengan hasil analisis motorik siswa SDN 1 Sumbergedong dimana kondisi motoriknya masih jauh dari harapan, sehingga hasil belajar juga belum mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam proses pembelajaran pemahaman informasi sangat penting dilakukan agar tindakan yang diambil sesuai dengan keadaan. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi motorik dengan hasil belajar PJOK di SDN 1 Sumbergedong Trenggalek. Keterampilan motorik kasar dan halus sangat mempengaruhi hasil belajar anak dalam melaksanakan proses pembelajaran PJOK secara dominan dengan aktivitas fisik. Namun bagi peneliti lain disarankan untuk lebih mendalam menganalisis dengan melibatkan faktor-faktor lain dalam penelitian selanjutnya, seperti indikator lain yaitu sarana prasarana dan stimulus yang diberikan oleh seorang guru. DAFTAR PUSTAKA [1] Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Depdiknas (2003). [2] Pramono, H. (2012). PENGARUH SISTEM PEMBINAAN, SARANA PRASARANA DAN PENDIDIKAN LATIHAN TERHADAP KOMPETENSI KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR DI KOTA SEMARANG. Jurnal Penelitian Pendidikan, 29(1), 7–16. [3] Santoso, D. A. (2016). Analisis Tingkat Kebugaran Jasmani Atlet Bolavoli Putri Universitas Pgri Banyuwangi. Kejaora, 1(1), 37–46. [4] Munir, Z., Yulisyowati, & Virana, H. (2019). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dalam Menstimulasi Perkembangan Motorik Kasar dan Halus Usia Pra Sekolah. Jurnal Keperawatan Profesional (JKP), 7(1). https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/jkp/index. [5] Iswantiningtyas, V., & Wijaya, I. P. (2015). Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Gobak Sodor. Jurnal PINUS, 1(3), 249–251. [6] Tahel, F., & Ginting, E. (2018). Penerapan Aplikasi Flash Dalam Media Pembelajaran Mewarnai Gambar Untuk Meningkatkan Motorik Halus. Jurnal Informatika Kaputama(JIK), 2(1), 34–43. [7] Pratama, H. G. (2015). EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK. Bravo’s Jurnal, 3(4), 204–208. [8] Ramadan, G., & Ningrum, D. A. (2019). PENGARUH KEMAMPUAN MOTORIK, IMAGERY DAN Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 4 Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga, 2020, ISSN 2622-0156 MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR LAY-UP SHOOT. JUARA : Jurnal Olahraga, 4(1), 36–42. [9] Wulandari, B., & Surjono, H. D. (2013). Pengaruh problem-based learning terhadap hasil belajar ditinjau dari motivasi belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2), 178–191. https://doi.org/10.21831/jpv.v3i2.1600 [10] Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Universitas Pendidikan Indonesia. [11] Bonert, V., & Melmed, S. (2017). Growth Hormone (Fourth Edi). Elsevier Inc. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/B978-0-12-804169- 7.00004-0 [12] Fadhullah, R. F., Teguh, L., & Wiguno, H. (2020). Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik Kasar Pada Kelas Rendah Sekolah Dasar. Sport Science and Health, 2(8), 401–414. [13] Kusmiati, A. M., & Sumarno, G. (2018). Pengaruh Permainan Tradisional terhadap Kemampuan Perseptual Motorik Anak di SDN Margawatu II Garut Kota. TEGAR: Journal of Teaching Physical Education in Elementary School, 1(2), 17. https://doi.org/10.17509/tegar.v1i2.11934 Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi Fisiologi-Or. 5