Turnitin Originality Report
- Processed on: 20-Apr-2021 7:59 AM WIB
- ID: 1564152662
- Word Count: 1701
- Submitted: 1
Kebutuhan Buku Ajar By Flora Puspitaningsih
- Internet Sources:
- 29%
- Publications:
- 22%
- Student Papers:
- 25%
This is a preview of the print version of your report. Please click "print" to continue or "done" to close this window.
done4% match (student papers from 22-Apr-2013)
3% match (student papers from 27-Feb-2020)
2% match (Internet from 23-Jun-2017)
http://eprints.ums.ac.id/24073/13/Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf
2% match (Internet from 11-Mar-2020)
2% match (Internet from 08-Apr-2021)
https://www.slideshare.net/NastitiChristianto/media-pembelajaran-individual
1% match (Internet from 29-Dec-2020)
http://digilib.unimed.ac.id/40875/11/14.%20NIM.%207163341034%20BIBLIOGRAPHY.pdf
1% match (Internet from 25-Mar-2021)
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2802/1/Skripsi%20Metli%20Yupita%20Ulpah%20-%201501170017.pdf
1% match (Internet from 12-Nov-2020)
1% match (Internet from 24-Feb-2019)
1% match (Internet from 02-Sep-2019)
https://pt.scribd.com/document/330931567/01-KSP-M06-2016-09-01-2
1% match (Internet from 12-Nov-2020)
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/author/bagawanabiyasa/page/4/
1% match (Internet from 07-May-2020)
1% match (Internet from 13-Apr-2021)
1% match (Internet from 22-Oct-2020)
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/sipil/article/download/6708/6468
1% match (Internet from 12-Nov-2020)
https://zombiedoc.com/seminar-nasional-pendidikan-dasar-2018.html
1% match (Internet from 11-Feb-2020)
1% match (Internet from 04-Oct-2020)
Kebutuhan Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek Flora Puspitaningsih, Rohmat Febrianto STKIP PGRI Trenggalek [email protected], [email protected] ABSTRAK Guru maupun calon guru wajib memiliki pemahaman yang baik tentang evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran memegang peranan penting dalam usaha Guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dari waktu ke waktu. STKIP PGRI Trenggalek merupakan perguruan tinggi berbasis LPTK. Input mahasiswa dengan kualitas yang minimalis menghambat mahasiswa untuk mencapai kompetensi ideal dalam Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran. Selain kemampuan mahasiswa sendiri, tiga hal lainnya telah terlaksana dengan baik. Agar proses pencapaian kompetensi dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan buku ajar yang mudah dipahami oleh mahasiswa. Dengan buku ajar yang mudah dipahami maka dapat diharapkan setelah menempuh Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran mahasiswa memiliki kemampuan dalam mengelola dan menganalisis hasil evaluasi belajar. Penelitian dilaksanakan untuk menganalisis seberapa jauh kebutuhan buku ajar untuk mahasiswa dengan cara melakukan analisis kebutuhan. Analisis digunakan sebagai dasar untuk mengambil tindakan yang lebih jauh terkait dengan kebutuhan mahasiswa. Hasil menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami beberapa kondisi yang memperkuat kebutuhan buku ajar. Kata Kunci: Media, Buku, Pengembangan, Evaluasi, Pembelajaran PENDAHULUAN Keseluruhan proses pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Seorang Guru tidak bisa hanya menggantungkan pada satu sisi proses pembelajaran saja. Dinyatakan dalam Lampiran Permendikbud nomor 22 (2016:1) bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Pada akhir proses belajar perlu diketahui sejauh mana keberhasilan proses belajar. Akhir proses belajar, yang lazim disebut dengan istilah evaluasi belajar, bukan benar-benar akhir dari proses belajar. Proses belajar dapat dikatakan suatu siklus yang selalu berulang-ulang dengan peningkatan kualitas didalamnya pada setiap pengulangan siklus. Hal ini disinggung dalam Permendikbud nomor 23 (2016:4) bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Guru merupakan sebuah profesi dalam arti guru adalah pekerjaan yang dijadikan sebagai mata pencaharian. Seperti yang telah diungkapkan Supriadi (2013:41) Guru didefinisikan sebagai profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, memgarahkan, melatih, menilai, dan menegvaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan profesinya (Novauli, 2015:46). Guru yang profesional seharusnya mampu memiliki wawasan yang luas dan mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran. STKIP PGRI Trenggalek memiliki mata kuliah yang memberikan mahasiswa kompetensi untuk mengevaluasi proses belajar. Mahasiswa dituntut untuk memahami evaluasi pembelajaran yang dapat digunakan untuk perbaikan proses belajar kedepannya. Keberhasilan pencapaian kompetensi tidak bisa lepas dari kemampuan awal para peserta Mata Kuliah Evaluasi Belajar. Dengan kulitas input yang cukup minimalis, mahasiswa, kesulitan untuk memahami apa yang disampaikan oleh Dosen dan apa yang terdapat dalam literatur merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam proses perkuliahan. Dosen telah mengusahakan hal terbaik agar mahasiswa mampu mencapai kompetensi meskipun dalam batas minimal. Melihat karakteristik kemampuan awal mahasiswa yang dapat dikatakan kurang baik dan usaha yang telah dilakukan Dosen, diperlukan sesuatu yang mampu menjembatani kedua hal tersebut. Buku ajar merupakan hal yang sesuai untuk permasalahan yang dijelaskan sebelumnya. Bahan ajar adalah semua bahan baik berbentuk informasi, alat ataupun teks yang dibuat secara sistematis dengan memuat kompetensi dan dimanfaatkan dalam pembelajaran (Prastowo, 2013:306). Kedudukan bahan ajar dalam proses pembelajaran yakni: (1) mampu membantu belajar perorangan, (2) memberikan keleluasaan penyiapan pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang; (3) bahan ajar yng dirancang sistematis memberi pengaruh dalam perkembangan pebelajar, (4) memudahkan dalam pengelolaan proses belajar, dan (5) memudahkan belajar karena dirancang atas dasar pegetahuan bagaimana manusia belajar (Harjianto, 2007: 220). Pemanfaatan bahan ajar berupa buku ajar dalam pembelajaran atau perkulihan memiliki banyak kelebihan diantaranya: (1) mampu menyajikan pesan atau informasi belajar dalam jumlah banyak, (2) pesan atau informasi dapat dipelajari sesuai kebutuhan, minat dan kecepatan pebelajar, (3) dapat dipelajari kapan dan dimana saja, (4) menarik karena dilengkapi dengan gambar dan warna dan (5) revisi mudah dilakukan (Susilana dan Riyana, 2007:15). METODE Analisis kebutuhan dilakukan dengan pendekatan kualitiatif dan kuantitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner pada mahasiswa. Penelitian dilakukan di STKIP PGRI Trenggalek dengan ruang lingkup seluruh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah evaluasi pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian populasi mengingat produk yang dikembang direncanakan untuk sebagai buku ajar mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa peserta perkuliahan evaluasi pembelajaran. Tabel 1.1. Distribusi Populasi Berdasarkan Program Studi No. Program Studi Populasi 1. Pendidikan Bahas Inggris 28 2. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 32 3. Pendidikan Guru Sekolah Dasar 43 4. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi 35 5. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 25 Teknik analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2016:246- 252). Teknik analisis data kualitatif diperlukan untuk memilah data yang berupa saran dan jawaban tertulis. Berikut langkah-langkah yang terdapat dalam model Miles dan Huberman: a. Data Reduction Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. b. Data Display Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. c. Conclusion Drawing Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Secara kuantitatif data dianalisis menggunakan teknik data analisis kualitatif sederhana. Teknik data tersebut digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono: 2016:93) HASIL Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dapat disimpulkan bahwa mahasiswa membutuhkan adanya buku ajar evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa STKIP PGRI Trenggalek. Tabel 1.2. Hasil Analisis Kebutuhan Pertanyaan Persentase Jawaban Jumlah referensi yang 0 Buah digunakan oleh Dosen 0% Jumlah referensi yang dicari sendiri oleh 0 Buah mahasiswa 33,33% 1 Buah 2 Buah 3 Buah 26,67% 43,33% 16,67% 1 Buah 2 Buah 3 Buah 63,33% 3,33% 0% >3 Buah 13,33% >3 Buah 0% Kemudahan memahami materi Sangat Mudah Mudah Cukup Sulit Sangat Sulit referensi 6,67% 13,33% 33,33% 36,7% 10% Pemberian contoh aplikatif pada buku Tidak ada Sedikit referensi 20% 10% Cukup Banyak Sangat Banyak 53’33% 10% 6,67% Referensi sesuai kebutuhan materi mahasiswa Sangat Tidak Sesuai 0% Referensi sesuai Sangat Tidak Sesuai 16,67% Tidak Cukup 66,67% Cukup Sesuai 10% Sesuai Sangat Sesuai 6,67% Sangat Pertanyaan Persentase Jawaban dengan karakteristik Tidak Sesuai Sesuai Program Studi Sesuai 0% 43,33% 40% 16,67% 0% Kebutuhan referensi yang sesuai Program Studi Sangat Tidak Butuh Sangat Tidak Butuh Cukup Butuh Butuh 0% 3,33% 43,33% 30% 23,33% Persetujuan Mahasiswa terkait pengembangan Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Sangat Setuju produk 0% 0% 13,33% 30% 56,67% PEMBAHASAN Secara detail, analisis kebutuhan menunjukkan kondisi yang dialami mahasiswa pada saat menjalani perkuliahan evaluasi pembelajaran. Referensi yang digunakan oleh dosen pada saat perkuliahan secara kuantitas tidak banyak. Berdasarkan kuesioner hanya 16,67% yang menggunakan 3, 13,33% menggunakan lebih dari 3 buku, dan sisanya menggunakan 2 atau 1 buku. Jumlah tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa hanya mendapatkan pengetahuan dari 1 atau 2 ahli tentang evaluasi pembelajaran. Perspektif ahli lain tentang evaluasi pembelajaran sangat diperlukan agar mahasiswa mampu membuat kesimpiulan tentang evaluasi pembelajaran yang lengkap. Kondisi kurangnya penggunaan literatur ternyata tidak dibarengi dengan keinginan mahasiswa untuk menambah pengetahuan secara mandiri. 33,33% populasi merasa cukup dengan buku yang digunakan oleh dosen, 63,33% populasi hanya menambah 1 buku saja, sedangkan sisanya hanya mencari 2 buku sebagai literatur tambahan. Buku yang digunakan oleh dosen bagi 33,33% mahasiswa dirasa cukup mudah untuk dpahami, 13,33% merasa mudah, hanya 6,67% yang merasa sangat mudah untuk memahami dan sisanya merasa kesulitan dalam memahami materi. Pemberian contoh aplikatif dirasa cukup oleh 53,33% mahasiswa. Meskipun hampir separuh menyatakan cukup pemberian contoh aplikatif yang sesuai dengan program studi masih perlu diberikan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan sebanyak 66,67% mahasiswa merasa cukup sesuai dengan kebutuhan pengetahuan mereka, hanya 10% dan 6,67% yang menyatakan sesuai dan sangat sesuai. Sedangkan untuk kesesuaian karakteristik program studi sebanyak 40% menyatakan cukup sesuai dengan program studi yang dijalani, dan hanya 16,67% yang menyatakan sesuai. 53,33% mahasiswa membutuhkan referensi yang sesuai dengan program studi mereka, 43,33% menyatakan cukup butuh, dan hanya 3,33% yang tidak butuh. Terkait dengan rencana peneliti merealisasikan buku ajar yang sesuai dengan mahasiswa sebanyak 56,67% sangat setuju dan 0% yang tidak setuju, sisanya setuju dan cukup setuju. KESIMPULAN DAN SARAN Mahasiswa membutuhkan buku ajar evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan program studi yang dijalani. Kebutuhan tersebut utamanya pada cara mengevaluasi ketrampilan yang harus dievaluasi pada setiap mata pelajaran ketika mahasiswa terjun ke dunia pendidikan. Kondisi-kondisi yang dialami oleh mahasiswa, mulai dari terbatasnya literatur dan keengganan mahasiswa untuk menambah literatur, semakin memperkuat kebutuhan buku ajar yang memiliki materi lengkap dan aplikatif. DAFTAR RUJUKAN Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualtitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Susilana, R. dan Riyana, C.. 2007. Media Pembelajaran: Hakikat Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima. Kementrian Pendidikan Kebudayaan. 2016. Lampiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakanarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.Harijanto, M. 2007. Pengembangan Bahan Ajar untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajaran Sekolah Dasar. Didaktika, Vol.2 No.1 maret 2007:216- 266. Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press. Supriadi, O. 2013. Profesi Kependidikan. Yogyakarta: Laksbang. Novauli, Feralys. Kompetensi Guru Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Pada SMP Negeri Dalam Kota Banda Aceh. Jurnal Administrasi Pendidikan ISSN 2302-0156 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala PP. 45- 67 vol 3 No 1.“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019 “Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019 “Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019 “Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019 “Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019 378 379 380 381 382